Minggu, 17 Februari 2013

CATTEL


MAZHAB TRAIT & EKSISTENSIAL
RAYMOND B CATTEL
oleh : Athoullah Mondir

Raymond B Cattel merupakan seorang psikolog asal Inggris. Dia mengungkapkan bahwa personality is that which permits a prediction of  what a person will do in a given situation, maksudnya Cattel berpendapat bahwa kepribadian yang ada pada individu dapat memprediksi sikap yang akan diambil oleh individu tersebut pada situasi yang ada (tertentu). Cattel mengungkapkan bahwa kepribadian seseorang terdiri dari bermacam-macam trait. Kepribadian juga merupakan suatu bentuk dari struktur trait yang kompleks. Trait sendiri merupakan sifat atau kecenderungan dari individu untuk berperilaku.
            Cattel terkenal dengan teori analisis faktornya terhadap kepribadian, dia membagi kepribadian melalui beberapa macam trait, adapun pembagian trait menurut Cattel yaitu Common Traits, Unique Traits, Ability Trait, Temperament Trait, Dynamic Traits, Surface Traits, Source Traits, Constitutional Traits, dan Environmental-Mold Traits. Dari trait tersebut dibagi menjadi empat kategori lagi
1.    Common Traits dan Unique Traits
            Common Traits merupakan suatu sifat yang dimiliki oleh setiap individu, namun memiliki tingkat yang berbeda antar individu. Contohnya intelegensi, setiap orang pasti memilikinya, namun intelegensi antar individu berbeda.
Unique Traits merupakan suatu sifat atau karakter diri dari individu yang lekat pada dirinya, dan ini menjadikan individu tersebut berbeda antar individu satu dengan yang lainnya. Contohnya ada individu yang menyukai permainan sepakbola namun juga ada yang tidak menyukainya.
Kedua trait ini merupakan kategori trait kepemilikan, maksudnya bahwa setiap orang pasti memiliki kedua trait ini, dan disetiap individu kepemilikan kedua trait ini tidaklah sama tingkatannya.
2.    Ability, Temperament, dan Dynamic Traits
Trait ini merupakan trait modalitas ekspresi, trait ini berisikan tentang kemampuan individu, emosi, serta motivasi individu dalam berperilaku.
Ability trait menggambarkan bagaimana kemampuan individu dalam memecahkan suatu persoalan dan juga keefektifan cara yang dilakukannya.
Temprament trait menggambarkan bagaimana irama emosional yang ada pada individu dalam menghadapi situasi tertentu/ situasi yang ada
Dynamic trait merupakan suatu sikap yang mendorong individu berperilaku atau bisa disebut sebagai motivasi individu dalam berperilaku. Ambisius salah satu contohnya.
3.    Surface Traits dan Source Traits
Surface trait merupakan sifat / karakter individu yang tampak, sedangkan source trait merupakan faktor yang mendukung surface trait tersebut atau bisa disebut juga faktor yang menjadi alasan bagaimana surface trait tersebut muncul. Source trait merupakan sumber yang menghasilkan sifat yang tampak.
4.    Constitutional Traits and Environmental-Mold Traits
Constitutional trait merupakan sifat yang berasal dari kondisi biologis individu, namun dalam hal ini tidak selalu faktor bawaan (keturunan). Contohnya jika individu meminum alkohol, maka dia akan bertingkah ceroboh (Schultz, 2009)
Environmental-Mold trait merupakan hasil yang didapat dari pengaruh lingkungan sekitar individu berada. Misalkan pada orang militer memiliki perilaku yang berbeda dengan orang sipil biasa, orang militer (karir) cenderung bersikap keras.
            16 PF (Personality Factor)
            Cattel meneliti tentang sifat-sifat manusia, dari penelitiannya dia menemukan tes kepribadian manusia yang disebutnya dengan 16PF. Dari beribu-ribu bahkan jutaan sifat manusia, dia mengerucutkan sifat-sifat yang ada menjadi 16, dari 16 faktor tersebut manurut Cattel merupakan faktor primer.
1)      Faktor A (warmth – affectia)
2)      Faktor B (reasoning – intelligence)
3)      Faktor C (emosional stability – ego strength)
4)      Faktor E (dominance – submissiveness)
5)      Faktor F (liveliness – Surgency)
6)      Faktor G (consciousness)
7)      Faktor H (Social Boldness)
8)      Faktor I (Sensitivity)
9)      Faktor L (Vigilance)
10)  Faktor M (Abstractedness)
11)  Faktor N (Privateness)
12)  Faktor O (Apprehension)
13)  Faktor Q1 (Opened – Radicalism )
14)  Faktor Q2 (Reliance – sufficiency )
15)  Faktor Q3 (Perfectionism)
16)  Faktor Q4 (Tension)
Cattell menjelaskan dinamika trait muncul sebagai salah satu klasifikasi trait. Dalam sistem Cattell ada 3 macam sifat-sifat dinamik yang penting yaitu erg, sikap, dan sentimen.
Erg merupakan motivasi dasar yang dimiliki oleh individu sejak dia dilahirkan (faktor bawaan) dalam mencapai tujuannya. Erg ini menurut Cattel berupa dorongan primer seperti lapar, haus, seks, dll. Cattel dalam penelitiannya membagi menjadi 11 macam erg yaitu marah, daya tarik, rasa ingin tahu, rasa kesal/ jijik, gregariousness, rasa lapar, perlindungan, keamanan, self-assertion, self-submission, seks.
Sikap merupakan suatu tingkah laku yang muncul atas respon yang ada pada suatu keadaan tertentu. Cattel mendefinisikan sikap ini secara luas, tidak hanya berupa tingkah laku yang tampak, misalnya seperti suasana hati.
Sentimen merupakan suatu sifat yang terbentuk karena faktor lingkungan, hal ini termasuk dalam environmental-mold trait karena pengaruh lingkungan sangat berperan besar dalam membentuk sentimen ini.
Ketiga hal ini sangat berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ada yang berasal dari faktor bawaan namun ada juga yang berasal dari pengaruh lingkungan. Antara erg dengan sentimen ini yang akhirnya dapat memunculkan sikap dari individu dalam berperilaku melalui proses belajar.
Perkembangan kepribadian
Cattel juga membagi tahap perkembangan kepribadian berdasarkan perkembangan masa hidup
TAHAP INFANCY, 0-6 tahun
Periode pembentukan ini merupakan yang terpenting dalam perkembangan kepribadian. Pada tahap ini individu sangat dipengaruhi oleh orang tua dan saudara-saudaranya. Pengalaman ini berupa cara makan serta cara individu tersebut dalam membuang kotoran (toilet training). Pengaruh lingkungan keluarga tersebut juga membantu dalam membentuk sikap sosial, kekuatan superego, perasaan aman dan tidak aman, sikap terhadap otoritas, dan kemungkinan kecenderungan neurotic.
TAHAP CHILHOOD, 6-14 tahun
Dalam tahap ini, Ada awal kecenderungan untuk menuju kemandirian dari orang tua dan meningkatnya identifikasi dengan teman sebayanya, tetapi pengaruhnya tidak besar jika dibandingkan dengan periode sebelum dan sesudahnya.
TAHAP ADOLESCENCE, 14-23 tahun
Ini adalah periode yang paling menyulitkan dan menekan terhadap keadaan individu. Konflik yang dialami pada umumnya seputar kemandirian, jati diri, dan seks.
TAHAP MATURITY, 23-50 tahun
Tahap ini ditandai dengan kesibukan, serta produktivitas individu. Secara umum orang pada tahap ini mulai mempersiapkan karir, perkawinan, dan juga keluarga. Kepribadian individu cenderung tidak mudah berubah, lebih stabil jika dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Cattell juga menemukan hanya sedikit perubahan minat dan sikap pada tahap ini.
TAHAP LATE MATURITY, 50-65 tahun
Pada tahap ini ada sedikit perkembangan kepribadian yang terjadi sebagai respon terhadap perubahan fisik, sosial, dan psikologis. Kesehatan dan kekuatan semakin menurun pada tahap ini, begitu pula dengan daya tarik pribadi. Individu juga menilai kembali jati dirinya selama ini dan mencoba memperbaikinya untuk menjadi pribadi baru.
TAHAP ODL AGE, 65+
Tahap final, individu mulai menyesuaikan diri akan kehilangan orang terdekat, biasanya berupa tingkat ke-religiusitas meningkat. Tahap ini individu mulai merasa cemas akan kehidupannya. Perasaan kesepian, tidak aman mulai ada kembali dalam diri individu.
Assessment dalam teori analisis faktor Cattel
Dalam skala pengukuran kepribadian secara objektif menurut Cattel, Cattel menggunakan tiga teknik assessment utama yang disebutnya L-data (life records), Q-data (questionaires), dan T-data (tests).
L-data merupakan teknik dimana peneliti meliput kehidupan subjek secara langsung di kehidupan sehari-hari. Dalam L-data ini perilaku yang dilihat adalah perilaku subjek yang tampak dan dapat dilihat pada observasi.
Q-data ini merupakan teknik penelitian dari Cattel dengan menggunakan kuesioner dalam penelitiannya yang digunakan untuk melihat serta menilai sifat, karekter subjek yang tidak tampak.
T-data merupakan tes yang digunakan Cattel agar penelitiannya tidak bersifat subjektif. Dalam T-data ini Cattel berusaha se-objektif mungkin dalam memperoleh data, Cattel menggunakan tes seperti rorschach, TAT (Thematic Apperception Test).
KESIMPULAN
Pendeskripsian Cattel mengenai kepribadian disini sangatlah kompleks, dan dia berusaha membuat deskripsi tersebut se-objektif mungkin. Penelitiannya melibatkan banyak orang yang membuktikan bahwa dirinya memang berusaha untuk mengetahui dan juga untuk mendeskripsikan kepribadian tersebut. Cattel melihat kepribadian melalui banyak faktor yang kemudian dikerucutkan menjadi lebih sedikit sehingga menjadi tes 16-PF tersebut. Disinilah letak keunikan teori Cattel yang berusaha untuk mendeskripsikan kepribadian secara detail dan objektif.
Teori Cattel ini memang sangat rumit dan sukar untuk dipahami, namun dengan banyaknya data yang didapatkannya mengenai kepribadian, menjadikan teorinya semakin valid, meskipun Cattel sendiri mengatakan bahwa tes kepribadian yang didapatkannya bukanlah hasil yang valid, melainkan hanya berupa usaha untuk mendeskripsikan tentang kepribadian.
Teori Cattel juga meliputi banyak teori yang ada didalamnya, Cattel menggunakan teori-teori pendahulunya sebagai rujukan serta untuk mendukung teorinya tersebut. Berbeda dengan para pencetus teori kepribadian lainnya, Cattel disini hanya berusaha untuk mengetahui kepribadian dari individu. Freud misalkan, dia mendeskripsikan pengalamannya sendiri dan juga pengalaman dari praktek sebagai seorang psikolog sebagai acuan teorinya. Data-data Cattel tentang teori kepribadiannya merupakan hasil usahanya terhadap banyak orang hanya untuk mengetahui kepribadian seseorang secara umum. Dalam membentuk teorinya Cattel juga menggunakan berbagai macam tes, lalu juga pembagian faktor-faktor yang membentuk kepribadian menjadi bermacam-macam trait. Cattel juga mengatakan bahwa kepribadian yang ada pada individu tersebut bukanlah karena faktor bawaan saja ataupun faktor lingkungan saja, melainkan antara faktor bawaan dengan faktor lingkungan saling berhubungan dalam membentuk kepribadian individu.

  
REFERENSI
Schultz, D. P and Schultz, S. E. 2009. Theories of Personality – ninth edition. Belmont, CA (USA) : Wadsworth
Cloninger, S. 2004. Theory of Personality: Understanding Person 4th edition. New Jersey: Upper Saddle River
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Kepribadian (cet – 19). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Sobur, Alex. 2011. Psikologi Umum -  Dalam Lintasan Sejarah (Cet. IV). Bandung: Pustaka Setia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar