MAZHAB HUMANISTIK
oleh: Athoullah Mondir
Humanistik
adalah salah satu aliran dalam ilmu psikologi sebagai reaksi terhadap aliran behaviorisme dan psikoanalisis. Pada aliran
humanistik ini memberikan perhatian mengenai aspek psikologi pada manusia. psikologi
humanistik memberikan satu nilai baru sebagai pendekatan untuk memahami sifat
dan keadaan manusia. Humanistik ini memandang manusia bukan sebagai mesin, yang
bilamana diberikan perlakuan sama maka akan muncul perilaku yang sama, manusia
dalam pandangan humanistik bukanlah seperti itu, manusia mempunyai ciri khas
tersendiri, manusia mempunyai karakteristik yang berbeda-beda antara satu
dengan yang lainnya.
Dalam
mazhab humanistik ini terdapat beberapa tokoh antara lain adalah Abraham
Maslow, Viktor Frankl, Erich Fromm, dan masih banyak yang lainnya. Namun kali
ini akan membahas tentang ketiga tokoh tersebut.
Abraham
Maslow
Dalam teorinya Maslow
mengasumsikan bahwa manusia memiliki suatu usaha positif untuk mengembangkan
dirinya serta manusia memiliki kekuatan untuk menolak perkembangan itu. Maslow
juga membagi kebutuhan dasar dari manusia menjadi 5 bagian, yaitu kebutuhan
fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan
akan harga diri serta aktualisasi diri.
Kebutuhan Fisiologis
kebutuhan
ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar semua manusia seperti makan
dan minum. Hal ini juga termasuk kebutuhan untuk istirahat, buang air besar
atau kecil, menghindari rasa sakit, dan kebutuhan seks.
Kebutuhan akan Rasa Aman
Kebutuhan akan rasa aman mulai
muncul jika kebutuhan fisiologis atau kebutuhan sebelumnya telah terpenuhi.
Kebutuhan ini diantaranya merupakan kebutuhan akan rasa aman dan juga proteksi
terhadap dirinya (individu bersangkutan). Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi,
maka akan timbul rasa cemas dan takut sehingga dapat menghambat pemenuhan
kebutuhan lainnya.
Kebutuhan akan
Rasa Kasih Sayang
Ketika individu merasa bahwa
kedua jenis kebutuhan sebelumnya terpenuhi, maka akan mulai muncul kebutuhan
akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki. Hal ini dapat dilihat dari usaha
untuk mendapatkan teman, kekasih, anak, atau bahkan keinginan untuk menjadi
bagian dari suatu komunitas tertentu. Jika tidak terpenuhi, maka perasaan
kesepian akan muncul.
Kebutuhan
akan Harga Diri
kebutuhan
ini akan muncul ketika kebutuhan sebelumnya terpenuhi. Kebutuhan akan harga
diri ini berkaitan dengan kebutuhan seperti status social dan reputasi. Dalam
kebutuhan ini juga ada kebutuhan akan rasa percaya diri, kompetensi, prestasi,
kemandirian, dan kebebasan. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka dapat
timbul perasaan rendah diri dan inferior.
Kebutuhan
akan Aktualisasi Diri
Kebutuhan terakhir menurut
hirarki kebutuhan Maslow adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan ini
berkaitan dengan keinginan individu untuk mewujudkan serta mengembangkan
potensi yang ada dalam diri individu tersebut.
Jika
dalam pemenuhan kebutuhan dasar diatas salah satu kebutuhan tersebut tidak
terpenuhi, maka individu akan terus berusaha memenuhinya terlebih dahulu
berdasarkan urutan kebutuhan yang telah ditentukan. Contohnya seperti, jika
kebutuhan fisiologisnya (makan, minum) tidak terpenuhi, maka individu tidak
akan memunculkan kebutuhan akan rasa aman sampai kebutuhan fisiologisnya
terpenuhi.
Viktor Frankl
Teori Viktor Frankl
ini muncul ketika dia sedang dalam camp nazi, yang merupakan tempat semua
orang-orang yahudi dihukum. Pada saat itu bangsa Jerman ingin memusnahkan
bangsa Yahudi. Banyak hal-hal yang didapatkannya dari camp tersebut, namun pada
intinya, teori Frankl ini menekankan pada pemaknaan hidup.
Pada
saat dipenjara tersebut, Frankl mulai belajar tentang kehidupan, dan dia tidak
mau untuk terjebak dalam ketidakbebasannya dalam pemenuhan perilakunya ketika
di camp tersebut. Menurut Frankl pada diri manusia itu terdapat suatu kebebasan
dalam menentukan apa yang harus dilakukannya,
dan perilaku yang dilakukan oleh manusia saat ini bukanlah merupakan
hasil dari pengalaman masa lalunya. Lagi, menurutnya manusia memiliki kebutuhan
terhadap keinginan tentang makna dari sesuatu yang telah dilakukannya, pada
diri manusia pasti terdapat keinginan seperti hal tersebut dalam dirinya.
Makna
hidup, menurut Frankl akan menuntun individu untuk memiliki apa tujuan
hidupnya, serta memunculkan usaha untuk mencapai tujuan hidup tersebut. Dalam
setiap perilaku yang dilakukan oleh individu pasti ada makna hidup yang
terkandung didalamnya, namun tergantung dari individu tersebut apakah dapat
menemukannya atau tidak. Jika individu dapat menemukannya, menurut Frankl akan
terdapat kebahagiaan yang dimilikinya (happiness).
Manusia
dapat menemukan makna hidupnya melalui transcendensi diri, ada beberapa sumber
makna hidup yaitu nilai kreatif, nilai pengalaman, dan nilai sikap. Frankl
berpendapat bahwa eksistensi manusia terdiri akan 3 hal, yaitu spiritualitas,
kebebasan, dan tanggung jawab.
Erich Fromm
Teorinya ini
sangat dipengaruhi oleh Freud dan juga Karl Marx. Dia mencoba untuk
menggabungkan dua teori tersebut, yaitu tentang bagaimana manusia mencari
kebebasan diri. Teorinya ini juga berdasarkan pada individu yang terisolasi
dari lingkungan sekitar, hal ini tak lain juga karena pengaruh dari pengalaman
hidupnya. Fromm juga mengatakan tentang manusia sebagai binatang dan manusia
sebagai manusia semestinya, dalam arti manusia sebagai binatang adalah manusia
memiliki kebutuhan fisiologis yang harus dipenuhi, seperti kebutuhan makan,
minum, seks, dll. Manusia sebagai manusia tak lain memiliki pengertian bahwa
manusia memiliki kesadaran diri, pikiran yang dapat membuat manusia mengetahui
bagaimana cara berperilaku yang tepat.
Fromm
juga mandasari teorinya berdasarkan filsafat dualistik. Menurutnya eksistensi
manusia ini terjadi antara pertentangan dari satu hal terhadap hal lainnya.
Dari pertentangan tersebut Fromm menyebutnya sebagai dilema eksistensi dan
membaginya menjadi 4 dualisme eksistensi manusia yaitu, manusia sebagai
binatang dan manusia sebagai manusia, hidup dan mati, sempurna dan
ketidaksempurnaan, serta kesendirian dan kebersamaan. Dari 4 hal tersebut
merupakan konflik yang tak pernah terselesaikan pada diri manusia, dan manusia
itu sendiri harus berusaha untuk menjembatani antara dualisme tersebut.
Fromm
tahu bahwa manusia merupakan makhluk yang mandiri, dan kehidupannya dijalani
dengan dirinya sendiri, namun manusia juga tidak dapat terlepas dari
kesendirian itu mengingat manusia merupakan makhluk sosial. Meskipun manusia
merupakan makhluk yang mandiri dan sendiri manusia juga membutuhkan rasa
keterikatan antara satu individu dengan individu lainnya, selain itu manusia
juga butuh akan kebebasan.
Fromm membagi kebutuhan manusia menjadi dua hal yaitu kebutuhan akan
kebebasan serta keterikatan dan kebutuhan akan memahami serta berkreativitas.
Kebutuhan kebebasan dan keterikatan antara lain, relatedness, rootedness,
transcendency, unity, dan identity. Kebutuhan mmemahami dan kreativitas
meliputi Frame of orientation, Frame of devotion,
Excitation – stimulation, Effectivity. Fromm juga mengatakan
tentang mekanisme manusia dalam melarikan diri dari kebebasan yang ada pada
dirinya. Kebebasan menurut Fromm dapat menimbulkan keterasingan terhadap
individu yang bersangkutan, karena dengan kebebasan tersebut manusia akan
merasakan ketidakberdayaannya akan kebebasan itu sendiri.
Pada
intinya semua tokoh yang ada pada aliran humanistik ini lebih menekankan pada
bagaimana seseorang meng-aktualisasi-kan dirinya dengan potensi yang telah ada
serta tertanam pada individu tersebut.
REFERENSI
Schultz, D. P and
Schultz, S. E. 2009. Theories of Personality – ninth edition. Belmont,
CA (USA) : Wadsworth
Cloninger, S. Theory
of Personality: Understanding Person 4th
edition. 2004. New Jersey: Upper Saddle River
Brennan, James. 2006. Sejarah
dan Sistem Psikologi – edisi ke-6. Jakarta: PT RajaGrafindo
Sobur, Alex. 2011. Psikologi
Umum - Dalam Lintasan Sejarah (Cet.
IV). Bandung: Pustaka Setia
Alwisol,
2009. Psikologi Kepribadian. Malang:
UMM Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar