Minggu, 17 Februari 2013

HUMANISTIK


MAZHAB HUMANISTIK
oleh: Athoullah Mondir
            Humanistik adalah salah satu aliran dalam ilmu psikologi sebagai reaksi terhadap aliran behaviorisme dan psikoanalisis. Pada aliran humanistik ini memberikan perhatian mengenai aspek psikologi pada manusia. psikologi humanistik memberikan satu nilai baru sebagai pendekatan untuk memahami sifat dan keadaan manusia. Humanistik ini memandang manusia bukan sebagai mesin, yang bilamana diberikan perlakuan sama maka akan muncul perilaku yang sama, manusia dalam pandangan humanistik bukanlah seperti itu, manusia mempunyai ciri khas tersendiri, manusia mempunyai karakteristik yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.
            Dalam mazhab humanistik ini terdapat beberapa tokoh antara lain adalah Abraham Maslow, Viktor Frankl, Erich Fromm, dan masih banyak yang lainnya. Namun kali ini akan membahas tentang ketiga tokoh tersebut.
            Abraham Maslow
          Dalam teorinya Maslow mengasumsikan bahwa manusia memiliki suatu usaha positif untuk mengembangkan dirinya serta manusia memiliki kekuatan untuk menolak perkembangan itu. Maslow juga membagi kebutuhan dasar dari manusia menjadi 5 bagian, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan harga diri serta aktualisasi diri.
Kebutuhan Fisiologis
            kebutuhan ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar semua manusia seperti makan dan minum. Hal ini juga termasuk kebutuhan untuk istirahat, buang air besar atau kecil, menghindari rasa sakit, dan kebutuhan seks.
Kebutuhan akan Rasa Aman
          Kebutuhan akan rasa aman mulai muncul jika kebutuhan fisiologis atau kebutuhan sebelumnya telah terpenuhi. Kebutuhan ini diantaranya merupakan kebutuhan akan rasa aman dan juga proteksi terhadap dirinya (individu bersangkutan). Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka akan timbul rasa cemas dan takut sehingga dapat menghambat pemenuhan kebutuhan lainnya.
Kebutuhan akan Rasa Kasih Sayang
          Ketika individu merasa bahwa kedua jenis kebutuhan sebelumnya terpenuhi, maka akan mulai muncul kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki. Hal ini dapat dilihat dari usaha untuk mendapatkan teman, kekasih, anak, atau bahkan keinginan untuk menjadi bagian dari suatu komunitas tertentu. Jika tidak terpenuhi, maka perasaan kesepian akan muncul.
Kebutuhan akan Harga Diri
            kebutuhan ini akan muncul ketika kebutuhan sebelumnya terpenuhi. Kebutuhan akan harga diri ini berkaitan dengan kebutuhan seperti status social dan reputasi. Dalam kebutuhan ini juga ada kebutuhan akan rasa percaya diri, kompetensi, prestasi, kemandirian, dan kebebasan. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka dapat timbul perasaan rendah diri dan inferior.
Kebutuhan akan Aktualisasi Diri
          Kebutuhan terakhir menurut hirarki kebutuhan Maslow adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan ini berkaitan dengan keinginan individu untuk mewujudkan serta mengembangkan potensi yang ada dalam diri individu tersebut.
            Jika dalam pemenuhan kebutuhan dasar diatas salah satu kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka individu akan terus berusaha memenuhinya terlebih dahulu berdasarkan urutan kebutuhan yang telah ditentukan. Contohnya seperti, jika kebutuhan fisiologisnya (makan, minum) tidak terpenuhi, maka individu tidak akan memunculkan kebutuhan akan rasa aman sampai kebutuhan fisiologisnya terpenuhi.
Viktor Frankl
          Teori Viktor Frankl ini muncul ketika dia sedang dalam camp nazi, yang merupakan tempat semua orang-orang yahudi dihukum. Pada saat itu bangsa Jerman ingin memusnahkan bangsa Yahudi. Banyak hal-hal yang didapatkannya dari camp tersebut, namun pada intinya, teori Frankl ini menekankan pada pemaknaan hidup.
            Pada saat dipenjara tersebut, Frankl mulai belajar tentang kehidupan, dan dia tidak mau untuk terjebak dalam ketidakbebasannya dalam pemenuhan perilakunya ketika di camp tersebut. Menurut Frankl pada diri manusia itu terdapat suatu kebebasan dalam menentukan apa yang harus dilakukannya,  dan perilaku yang dilakukan oleh manusia saat ini bukanlah merupakan hasil dari pengalaman masa lalunya. Lagi, menurutnya manusia memiliki kebutuhan terhadap keinginan tentang makna dari sesuatu yang telah dilakukannya, pada diri manusia pasti terdapat keinginan seperti hal tersebut dalam dirinya.
            Makna hidup, menurut Frankl akan menuntun individu untuk memiliki apa tujuan hidupnya, serta memunculkan usaha untuk mencapai tujuan hidup tersebut. Dalam setiap perilaku yang dilakukan oleh individu pasti ada makna hidup yang terkandung didalamnya, namun tergantung dari individu tersebut apakah dapat menemukannya atau tidak. Jika individu dapat menemukannya, menurut Frankl akan terdapat kebahagiaan yang dimilikinya (happiness).
            Manusia dapat menemukan makna hidupnya melalui transcendensi diri, ada beberapa sumber makna hidup yaitu nilai kreatif, nilai pengalaman, dan nilai sikap. Frankl berpendapat bahwa eksistensi manusia terdiri akan 3 hal, yaitu spiritualitas, kebebasan, dan tanggung jawab.
Erich Fromm
          Teorinya ini sangat dipengaruhi oleh Freud dan juga Karl Marx. Dia mencoba untuk menggabungkan dua teori tersebut, yaitu tentang bagaimana manusia mencari kebebasan diri. Teorinya ini juga berdasarkan pada individu yang terisolasi dari lingkungan sekitar, hal ini tak lain juga karena pengaruh dari pengalaman hidupnya. Fromm juga mengatakan tentang manusia sebagai binatang dan manusia sebagai manusia semestinya, dalam arti manusia sebagai binatang adalah manusia memiliki kebutuhan fisiologis yang harus dipenuhi, seperti kebutuhan makan, minum, seks, dll. Manusia sebagai manusia tak lain memiliki pengertian bahwa manusia memiliki kesadaran diri, pikiran yang dapat membuat manusia mengetahui bagaimana cara berperilaku yang tepat.
            Fromm juga mandasari teorinya berdasarkan filsafat dualistik. Menurutnya eksistensi manusia ini terjadi antara pertentangan dari satu hal terhadap hal lainnya. Dari pertentangan tersebut Fromm menyebutnya sebagai dilema eksistensi dan membaginya menjadi 4 dualisme eksistensi manusia yaitu, manusia sebagai binatang dan manusia sebagai manusia, hidup dan mati, sempurna dan ketidaksempurnaan, serta kesendirian dan kebersamaan. Dari 4 hal tersebut merupakan konflik yang tak pernah terselesaikan pada diri manusia, dan manusia itu sendiri harus berusaha untuk menjembatani antara dualisme tersebut.
            Fromm tahu bahwa manusia merupakan makhluk yang mandiri, dan kehidupannya dijalani dengan dirinya sendiri, namun manusia juga tidak dapat terlepas dari kesendirian itu mengingat manusia merupakan makhluk sosial. Meskipun manusia merupakan makhluk yang mandiri dan sendiri manusia juga membutuhkan rasa keterikatan antara satu individu dengan individu lainnya, selain itu manusia juga butuh akan kebebasan.
Fromm membagi kebutuhan manusia menjadi dua hal yaitu kebutuhan akan kebebasan serta keterikatan dan kebutuhan akan memahami serta berkreativitas. Kebutuhan kebebasan dan keterikatan antara lain, relatedness, rootedness, transcendency, unity, dan identity. Kebutuhan mmemahami dan kreativitas meliputi Frame of orientation, Frame of devotion, Excitation – stimulation, Effectivity. Fromm juga mengatakan tentang mekanisme manusia dalam melarikan diri dari kebebasan yang ada pada dirinya. Kebebasan menurut Fromm dapat menimbulkan keterasingan terhadap individu yang bersangkutan, karena dengan kebebasan tersebut manusia akan merasakan ketidakberdayaannya akan kebebasan itu sendiri.
            Pada intinya semua tokoh yang ada pada aliran humanistik ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang meng-aktualisasi-kan dirinya dengan potensi yang telah ada serta tertanam pada individu tersebut.

REFERENSI
Schultz, D. P and Schultz, S. E. 2009. Theories of Personality – ninth edition. Belmont, CA (USA) : Wadsworth
Cloninger, S. Theory of Personality: Understanding Person 4th edition. 2004. New Jersey: Upper Saddle River
Brennan, James. 2006. Sejarah dan Sistem Psikologi – edisi ke-6. Jakarta: PT RajaGrafindo
Sobur, Alex. 2011. Psikologi Umum -  Dalam Lintasan Sejarah (Cet. IV). Bandung: Pustaka Setia
Alwisol, 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar