Minggu, 17 Februari 2013

BEHAVIORAL - SOCIAL LEARNING


MAZHAB BEHAVIORAL DAN SOCIAL LEARNING
oleh: Athoullah Mondir

            Ada beberapa tokoh dalam mazhab ini, diantaranya ada Pavlov, Watson, Thorndike, Skinner serta Bandura. Pada mazhab ini menekankan pada adanya faktor stimulus dan respon. Ivan Pavlov terkenal dengan eksperimennya pada anjing tentang teori pengkondisian perilaku dengan adanya stimulus yang dilakukan sehingga menimbulkan respon dari suatu organisme. Pavlov mengeksperimenkan makanan dan bel terhadap anjing (stimulus), dan melihat bagaimana perilaku (respon) yang timbulkan akibat dari stimulus.
            Ada J. B. Watson, dia juga menekankan pada faktor stimulus respon (asosiasi). Watson disini melihat suatu perilaku dapat muncul melalui hal-hal yang tampak tanpa memperhatikan hal-hal yang tidak tampak, contohnya seperti proses mental. Watson sendiri memfokuskan teorinya pada stimuli yang diberikan oleh lingkungan sekitar.
            Edward Thorndike terkenal dengan teorinya tentang koneksionisme, sama seperti Pavlov dan Watson, yaitu adanya stimulus dan respon. Dalam teorinya disebutkan bagaimana suatu perilaku muncul melalui trial and error, jadi Thorndike mengatakan bahwa perilaku muncul dengan cara mencoba-coba secara berulang. Dalam hal ini suatu individu memunculkan suatu perilaku karena adanya rangsangan untuk memperoleh sesuatu dengan cara mencoba secara berulang sehingga menemukan sebuah perilaku yang tepat untuk mendapatkan sesuatu tersebut, dan ketika indiividu mendapatkan perilaku yang dianggap tepat maka akan individu akan mematenkan perilakunya, sehingga ketika individu memperoleh suatu permasalahan yang dirasa sama, maka individu akan memunculkan perilaku yang telah dipatenkan (refleks perilaku). Dalam eksperimennya Thorndike menggunakan kucing yang berada dalam kandang sedangkan diluarnya terdapat makanan (stimulus), dan melihat bagaimana respon perilaku yang dilakukan kucing setelah berhasil mendapatkan makanan tersebut. Hal ini dilakukannya berulang kali dan ternyata kucing melakukan hal yang sama ketika dihadapi pada permasalahan yang sama. Thorndike mengungkapkan 3 hukum belajar bagaimana perilaku itu muncul, yaitu law of readiness, law of exercise, dan law of effect.
            B. F. Skinner juga membahas tentang stimulus respon, meskipun demikian Skinner menekankan sebuah perilaku muncul karena adanya reinforcement (penguat) yaitu berupa reward dan punishment. Skinner dengan teorinya yaitu operant conditioning yang membahas bagaimana individu mengubah perilaku yang telah ada karena adanya reward dan punishment. Menurutnya suatu perilaku dapat berubah karena kondisi-kondisi lingkungan. Skinner menekankan pada penguatan terhadap perilaku yang telah dimunculkan, dalam eksperimennya terhadap tikus yang ada dalam kurungan dan didalamnya terdapat dua tombol, yang satu untuk makanan (reward) dan yang satu lagi sebagai punishment. Pada operant conditioning terdapat penguat positif dan penguat negatif, biasanya penguatan positif akan diulang oleh individu karena individu merasa terpuaskan dengan perilaku yang dilakukannya, sebaliknya penguatan negatif relatif akan menurunkan suatu perilaku yang ada karena ketidakpuasan individu terhadap perilakunya sehingga bisa saja perilaku yang mendapat respon negatif tersebut hilang. Penguatan positif biasanya berupa hadiah (reward) dan yang negatif berupa hukuman (punishment). Skinner mengatakan ada generalisasi perilaku dan diskriminasi perilaku, generalisasi perilaku merupakan suatu perilaku yang telah dimunculkan yang umumnya individu merasa puas dengan apa yang telah dilakukannya terhadap suatu hal sehingga perilakunya tetap dipertahankan, sedangkan diskriminasi perilaku umumnya bersifat tidak memuaskan individu sehingga perilaku tersebut cenderung untuk dihilangkan.
            Albert Bandura dengan teori modelingnya yang bersifat observational learning, dalam pembentukan perilaku ini Bandura melibatkan juga proses kognisi, pemahaman, dan evaluasi individu. Bandura menghilangkan variabel tentang stimulus respon, karena menurutnya dalam pembentukan perilaku tersebut tidak selalu dibuat oleh stimuli-stimuli. Bandura menjelaskan bahwa suatu perilaku individu muncul karena adanya proses dalam diri melalui proses modeling dari orang lain. seperti yang dilakukan dalam eksperimennya dengan membuat video tentang seorang anak yang melakukan perilaku memukul dan mencaci maki boneka bobo dollsnya lalu dipertontonkan kepada anak-anak, yang setelah anak-anak itu dipertontonkan videonya mereka memodeling perilaku yang ada pada video tersebut dengan memukul serta mencaci bonekany bobo dollsnya sendiri. Menurutnya proses seperti itu yang disebut modeling, dalam pembentukan perilaku tersebut individu melibatkan proses kognisi yaitu atensi, retensi, reproduksi dan motivasi. Proses atensi merupakan proses yang dilakukan oleh individu dengan memperhatikan perilaku yang dituju, lalu dari proses atensi tersebut individu mngambil kembali ingatan tentang perilaku tadi yang dinamakan dengan proses retensi. Setelah proses retensi individu mulai memunculkan perilaku yang dituju, namun dalam memunculkan perilaku yang dituju tersebut menurut bandura ada faktor yang disebut dengan motivasi.  Motivasi dalam berperilaku ini menurut Bandura berasal dari dalam diri individu itu sendiri.
            Pada setiap tokoh tersebut memang terdapat keunikan-keunikan tersendiri dalam teorinya. Misalnya pada Pavlov yang mengandalkan dalam pemberian stimulus terhadap hewan untuk mengkondisikan respon dari hewan tersebut, teori Pavlov juga dikenal dengan teori pengkondisian. Watson dengan teori asosiasinya yang masih melihat kemunculan suatu perilaku melalui stimulus yang ada ataupun diberikan, jadi ada hubungan antara stimulus yang ada dengan respon perilaku yang muncul. Thorndike yang berpendapat bahwa pembentukan perilaku merupakan hasil dari percobaan untuk berperilaku (trial error) yang dilakukan individu karena adanya hubungan antara stimulus dan respon, Thorndike juga mengemukakan tentang hukum kesiapan, latihan, dan efek. Skinner dalam teorinya ada faktor stimulus respon, namun dia menambahkan tentang reinforcement terhadap perilaku yang muncul dan juga, dia mengatakan tentang modifikasi perilaku.
            Teori behaviorisme yang perbedaannya sangat mencolok dibandingkan dengan tokoh lainnya adala Bandura, dalam teorinya Bandura menghilangkan faktor stimulus respon dan menggantinya dengan proses kognitif dalam otak. Dalam berperilaku menurut Bandura, individu tidak dikarenakan adanya stimulus melainkan karena adanya faktor kognitif diotak yang mengakibatkan individu itu berperilaku, dengan kata lain Bandura melihat terbentuknya perilaku karena ada proses atensi, retensi, reproduksi, serta motivasi yang ada dalam pikiran individu.
Pendapat atau teori pada masing-masing tokoh diatas memang berbeda namun pada intinya yang dicari oleh tokoh-tokoh diatas sama, yaitu bagaimana suatu perilaku itu dapat muncul/ dilakukan. Tak ada kata salah benar pada teori yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh diatas, jika melihat pada pengalaman manusia, teori yang ada tersebut terkadang memang bisa memunculkan perilaku dan persepsi. Contohnya pada teori yang dikemukakan oleh Pavlov, biasanya jika kita mendengar suara sirine, mungkin kebanyakan orang pasti akan mengira akan ada ambulan yang akan lewat, namun ternyata bisa saja yang lewat tersebut polisi/ pemadam kebakaran atau bahkan hanya suara mobil umum yang diberi sirine, seperti milik ambulan. Pada teori yang dikemukakan Skinner contohnya seperti perilaku seorang siswa didalam kelas, ketika seorang siswa menjawab ataupun mengajukan pertanyaan kemudian siswa tersebut diberikan pujian oleh teman atau gurunya, maka kemungkinan besar dia akan mengulangi perilakunya tersebut, hal ini disebut dengan reinforcement positif, karena ada kecenderungan untuk mengulanginya dan begitu juga sebaliknya jika pada saat menjawab atau bertanya lalu dia diberikan teguran atau ejekan, individu cenderung akan menghilangkan perilaku tersebut (reinforcement negatif). Sedangkan contoh teori milik Bandura yaitu ketika seseorang melihat televisi, lalu individu tersebut memodeling apa yang telah ditonton dalam televisi tersebut.

REFERENSI
Schultz, D. P and Schultz, S. E. 2009. Theories of Personality – ninth edition. Belmont, CA (USA) : Wadsworth
Cloninger, S. Theory of Personality: Understanding Person 4th edition. 2004. New Jersey: Upper Saddle River
Brennan, James. 2006. Sejarah dan Sistem Psikologi – edisi ke-6. Jakarta: PT RajaGrafindo
Sobur, Alex. 2011. Psikologi Umum -  Dalam Lintasan Sejarah (Cet. IV). Bandung: Pustaka Setia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar