Minggu, 17 Februari 2013

TEKNOLOGI DAN MANUSIA MODERN


oleh: Athoullah Mondir

Di era modern ini, dapat kita lihat kemajuan-kemajuan yang sangat pesat. Dengan perkembangan teknologi dan juga perkembangan-perkembangan lainnya, termasuk juga perkembangan manusia secara keseluruhan. Memang pada awalnya memang manusia itu sendiri yang menyebabkan perkembangan-perkembangan itu, terutama yang dapat kita lihat dan kita ikuti adalah pada perkembangan teknologi. Dengan perkembangan teknologi-teknologi ini banyak keuntungannya namun juga banyak kerugian-kerugian yang timbul.
            Dalam hal ini kita akan membahas tentang krisis kemanusiaan serta modernitas, dimana hal ini dapat kita cermati bagaimana modernitas membawa manusia untuk menghilangkan nilai-nilai yang seharusnya melekat pada manusia perlahan-lahan dihilangkan, sehingga manusia pun tak ubahnya bagaikan suatu benda yang hanya dapat bergerak sesuai kebiasaan-kebiasaan yang telah mereka lakukan secara berulang-ulang. Modernitas disini saya artikan sebagai perubahan kedepan (secara keseluruhan) untuk menjadi lebih baik.
            Modernitas memang tak dapat kita bendung kedatangannya, karena memang modernitas ini ulah dari manusia itu sendiri dan juga suatu hal yang pasti adanya, dengan tujuan awal yaitu untuk memudahkan manusia dalam melakukan berbagai aktifitas dan juga untuk memanusiakan manusia itu sendiri. Namun apa yang terjadi kemudian? Dengan ke-modern-an sedikit demi sedikit apa yang telah menjadi hakikat dari seorang manusia itu hilang terkikis oleh waktu. Manusia saat ini telah dapat melakukan beberapa hal secara bersamaan dalam satu waktu. Modernisasi sendiri dimulai pada saat zaman renaisans (kebangkitan kembali) lalu setelahnya menyusul revolusi industri, semua itu salah satu ciri dimana zaman modern telah tiba.
Modernitas sendiri memiliki dampak yang dapat dikatakan sangat kritis (krusial) dan ini terjadi pada terpinggirkannya manusia dari lingkaran eksistensi manusia itu sendiri. Pada saat ini manusia telah terlena dengan apa yang telah dicapainya dengan perkembangan teknologi-teknologinya, mereka bermanja-manja dengan hasil yang telah mereka peroleh hingga mereka lupa tentang bagaimana hakekat mereka hidup ini. Rene Descartes menyebutkan bahwa manusia adalah sebagai res cogitan yang artinya bahwa manusia sebagai makhluk yang berpikir, hal ini sangatlah berbeda dengan keadaan saat ini yang kebanyakan manusia saat ini (yang dapat juga disebut sebagai manusia modern) yang hanya mengandalkan kemajuan teknologi untuk mencapai tujuannya.
Manusia modern kini telah melupakan bagaimana mereka harus hidup, mereka perlahan menjadi makhluk yang individualis seiring berkembangnya waktu yang juga perkembangan teknologi. Perlahan dengan kemodernisasian manusia kehilangan akan ke-spiritual-annya, manusia semakin memandang bahwa yang menjadi penguasa adalah manusia itu sendiri, seperti yang diungkapkan oleh salah seorang filosof dari kaum yang menyebut dirinya kaum shopis  yakni protagoras bahwa “manusia adalah ukuran bagi segalanya” . Manusia telah melupakan keberadaan Tuhan (manusia sebagai makhluk yang beragama). Peran agama terhadap manusia penting untuk bagaimana manusia melakukan perannya pada kehidupan ini serta untuk menjaga keseimbangan didunia. Seiring dengan perkembangan-perkembangan teknologi, manusia semakin berpikir bahwa Tuhan itu tidak ada, melainkan bahwa manusia itu sendiri yang menjalani kehidupannya dengan kata lain bahwa manusia itu adalah tuhan itu sendiri, seperti kata seorang filosof Baruch de Spinoza yang menyebutkan bahwa “Tuhan itu bukan dalang dalam kehidupan ini”.
Teknologi semakin membuat manusia ketergantungan kepadanya, pada kenyataan yang terjadi saat ini, manusia seakan-akan tidak bisa hidup tanpa teknologi. Padahal teknologi itu sendiri adalah ciptaan manusia, dan teknologi diciptakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan segala sesuatu. Pada manusia modern teknologi merupakan sesuatu yang sangat vital kegunaannya sehingga membatasi gerak manusia serta membatasi manusia untuk mengeksplorasi kemampuan-kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh manusia. Pada saat ini teknologi juga banyak disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan juga ingin berkuasa, seperti teknologi nuklir, ada beberapa negara yang menggunakan teknologi nuklir untuk mengambil alih kekuasaan-kekuasaan yang ada, inilah salah satu ironi dari manusia modern akibat dari perkembangan teknologi yang tidak diimbangi dengan spiritualitas.
Problematika yang sedang dihadapi manusia modern ini sangat rumit, banyak permasalahan-permasalahan sosial yang menimpa manusia modern seperti ketergantungan terhadap teknologi. Manusia modern saat ini lebih banyak berkutat pada teknologi itu sendiri daripada berhubungan sesama manusia sendiri, sebagai contoh pada saat yang membosankan seseorang akan memainkan HP ataupun perangkat elektronik yang sedang booming (teknologi). Di era yang sekarang ini sudah sangat jarang individu-individu yang bersosialisasi secara langsung (bertatap muka). Manusia modern telah menghilangkan banyak nilai-nilai yang dapat kita katakan tradisional, seperti nilai tentang kesopanan. Ini adalah suatu hal sangat ironis bagi manusia karena seiring waktu berjalan nilai-nilai itu semakin dihilangkan dengan mengikis sedikit demi sedikit nilai yang telah ada dengan toleransi-toleransi yang menurut manusia modern, nilai-nilai tradisional telah kuno dan tidak relevan dengan kehidupan saat ini, contohnya seperti di Indonesia, bangsa Indonesia – entah sadar atau tidak – telah ter-western-isasi akan kebudayaannya, manusia-manusia Indonesia telah meniru kebudayaan barat baik itu dari cara berbusana hingga cara berperilaku ataupun bersikap. Kebudayaan-kebudayaan lokal perlahan menjadi hilang dan diganti dengan kebudayaan barat, hal ini akan melahirkan generasi-generasi yang ahistoris, karena manusia modern di Indonesia telah kehilangan apa yang telah menjadi kebudayaan asli mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar